Kamis, 28 Januari 2016

MAKALAH GIZI PADA GANGGUAN SYSTEM REPRODUKSI (Kebutuhan Gizi Pada Remaja Saat Gangguan Mensturasi)



BAB I
PENDAHULUAN
A.    LATAR BELAKANG
Masa remaja adalah masa transisi yang ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikologis, yakni antara usia 10-19 tahun yang merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi manusia, dan sering disebut masa pubertas (adolescence). Masa remaja adalah periode paralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2010).
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan dalam penggunaan zat gizi. Hal ini disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang mempengaruhi  kebutuhan gizi pada remaja (Poltekes Depkes Jakarta I).
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam makanan dan dapat memengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan transportasi,penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta menghasilkan energi.
Menstruasi adalah haid, merupakan perdarahan yang berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil (Depkes, 1993).
Mengingat pada proses menstruasi terjadi pengelupasan endometrium disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada saat menstruasi harus mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai pembuangan sejuamlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.

B.     RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1.      Apa pengertian dari gizi, menarke dan menstuari?
2.      Bagaimana kebutuhan gizi pada remaja?
3.      Bagaimana hubungan status gizi dengan menarke?
4.      Apa saja nutrisi yang dibutuhkan pada saat menstruasi?
5.      Apa saja makanan yang harus dihindari saat menstruasi?

C.    TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan makalah ini untuk:
1.         Memahami pengertian gizi, menarke, dan menstruasi.
2.         Memahami kebutuhan gizi pada remaja.
3.         Memahami hubungan status gizi dengan menarke.
4.         Mengetahui nutrisi yang dibutuhkan pada saat menstruasi.
5.         Mengetahui makanan yang harus dihindari pada saat menstruasi.













BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Gizi, Menarke Dan Menstruasi

  1. Pengertian gizi

Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi, transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan  pengeluaran zat-zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan.
Gizi memiliki peran yang sangat penting bagi perempuan, sejak masih berupa janin hingga usia lanjut. Pada masa remaja gizi yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan. Pada remaja perempuan, pada masa ini terjadi perubahan-perubahan biologis dengan mengalami menstruasi, sehingga dibutuhkan kecukupan hemoglobin agar tidak terjadi anemia gizi, sebagai akibat kekurangan zat gizi.

       2. Pengertian menarke

Menarke adalah haid yang pertama kali terjadi, yang merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke baik faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).

     3.      Pengertian menstruasi

Menstruasi adalah haid, merupakan perdarahan yang berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan tidak hamil (Depkes, 1993).
Menstruasi terjadi sebagai akibat terlepasnya endometrium yang iskemia akibat pengaruh hormonal. Pelepasan endometrium disertai perdarahan yang disebut menstruasi yang berlangsung antara 2-8 hari. Setelah masa menstruasi berakhir, endometrium kemudian tumbuh kembali atau disebut juga endometrium mengadakan proliferasi, agar siap menerima ovum yang telah dibuahi sebagai persiapan kehamilan. Apabila tidak terjadi pembuahan, endometrium kemudian lisut dan terjadi menstruasi kembali.

a.       Siklus Menstruasi
Pada manusia siklus menstruasi adalah perdarahan vagina periodik yang terjadi dengan terlepasnya mukosa rahim (menstruasi, mentruasi). Lama siklus ini sangat bervariasi, tetapi angka rerata adalah 28 hari dari permulaan satu periode menstruasi sampai permulaan periode berikutnya. Biasanya, hari-hari menstruasi diberi nomor, yang dimulai dengan hari pertama menstruasi.
Menstruasi adalah perdarahan secara periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar menstruasi dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus menstruasi yang normal adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Panjang siklus menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang.
Lama menstruasi biasanya antara 3-5 hari, ada juga yang sampai 7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata ± 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak, pada wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah darah menstruasinya juga lebih banyak. Jumlah darah menstruasi lebih dari 80 cc dianggap patologik.
Kebanyakan wanita tidak merasakan gejala-gejala pada waktu menstruasi, tetapi sebagian kecil merasa berat di panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama kalinya mendapat menstruasi (menarche) bervariasi, yaitu antara 10 – 16 tahun dengan rata-rata 12 tahun. Statistik menunjukkan bahwa usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan kesehatan umum. Semmelweiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau usia gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15 – 19 tahun. Menurut Brown menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit menahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu masa peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa menopause.
b.      Mekanisme Menstruasi
Hormon steroid estrogen dan progresteron mempengaruhi pertumbuhan endometrium. Di bawah pengaruh estrogen endometrium memasuki masa proliferasi; sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi. Dengan menurunnya kadar estrogen dan progesteron pada akhir siklus menstruasi, terjadi regresi endometrium yang kemudian diikuti oleh perdarahan yang dikenal dengan menstruasi.

c.       Faktor Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
1)    Faktor Enzim
Dalam fase proliferasi estrogen mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis mukopolisakarida terhenti, dengan akibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian, lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan untuk implantasi ovum, apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi, maka dengan menurunnya kadar progesteron, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan, dan merusakan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Karena itu, timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi endometrium dan perdarahan.



2)    Faktor Vaskular
Mulai fase proliferasi terjadi pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Padsa pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan hubungan antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena-vena serta saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun dari vena.

3)    Faktor Prostaglandin
Endometrium mengandung banyak prostaglandin E2 dan F2. Dengan disentegrasi endometrium, prostaglandin terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk membatasi perdarahan pada menstruasi.

B.     Gizi Pada Remaja
1.      Pertumbuhan selama remaja
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa remaja akan memengaruhi kebutuhan, absorpsi, serta cara penggunaan zat gizi. Hal ini disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis yang memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja.
Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas pada remaja tergantung pada berat dan komposissi tubuh seseorang. Ini menunjukkan bahwa status gizi memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan fisiologis seseorang.
Kecepatan pertumbuhan dan kebutuhan gizi bervariasi pada masing-masing individu remaja. Ini menunjukkan bahwa dibandingkan usia, tingkat kematangan seksual yang didasarkan pada munculnya tanda seksual sekunder lebih mempunyai makna sebagai indikator dalam menentukkan kebutuhan gizi.



2.      Kebutuhan gizi pada remaja
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang pesat,kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan perubahan aktivitas tubuh. Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja adalah energi,protein, kalsium, besi dan zinc.
a.       Energi
Kebutuhan energi pada individu remaja yang sedang tumbuh sulit untuk ditentukan secara tepat. Faktor yang perlu diperhatikan untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas fisik seperti olahraga. Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang lebih besar dibandingkan remaja yang kurang aktif.
Sumber energi terutama diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat seperti beras, terigu, dan hasil olahannya, umbi-umbian, jagung, sagu, gula, dan lain-lain.

b.      Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja, karena proses pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja, kebutuhan protein remaja wanita lebih besar pada remaja laki-laki, karena perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12-14% dari pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan digunakan sebagai sumber energi, dan ini akan mengaibatkan malnutrisi.
Makanan sumber protein hewani bernilai biologis lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Contoh sumber protein adalah: daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam, ikan), susu dan hasil olahannya., kedele dan hasil olahannya, kacang-kacangan, dan lain-lain.

c.       Mineral
Kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan zat besi juga neningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk kesehatan tulang, khususnya dalam menambah massa tulang. Keterbatasan masa tulang selama remaja akan meningkatkan resiko osteoporosis pada kehidupan selanjutnya, khususnya pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya. Sumber lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, dan sayuran.
Karena ekspansi volume darah dan untuk mempertahankan produksi hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan akan zat besi pada remaja juga meningkat. Zat besi juga dibutuhkan untuk membentuk mioglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk mengganti kehilangan zat besi selama menstruasi, remaja perempuan lebih banyak membutuhkan zat besi dibandingkan remaja laki-laki. Remaja laki-laki membutuhkan zat besi untuk proses pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi akan meningkatkan risiko anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi menurun seiring dengan melambatnya pertumbuhan setelah pubertas. Penyerapan akan zat besi dapat ditingkatkan oleh vitamin C; dan sebaliknya dihambat oleh kopi, teh, makanan tinggi serat, suplemen kalsium, dan produk susu. Makanan yang banyak mengandung zat besi adalah; hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan, dan sayuran hijau.
Zinc dibutuhkan untuk pertumbuhan serta kematangan seksual remaja, terutama bagi remaja laki-laki. Defisiensi zinc dapat menimbulkan resiko retrdasi mental dan hipogonadisme.

d.      Vitamin
Kebutuhan vitamin tiamin (thiamin), riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan untuk membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan volat, dan vitamin B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya dalah vitamin D yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot. Vitamin A,C, dan E juga dibutuhkan untuk pembentukkan dan mendukung fungsi sel baru.

3.      Pengkajian status gizi
Pengkajian status gizi selama masa remaja perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya gangguan gizi sangat tinggi, contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi pada remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index (BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan beresiko mengalami kelebihan berat badan. Rumus IMT adalah sebagai berikut.

                          Berat Badan (kg)
      BMI =                 
Tinggi Badan (m) x Tinggi Badan (m)
                    

Berikut ini adalah kategori-kategori status gizi,
1.    Gizi kurang : BMI dibawah 19
2.    Gizi normal : BMI 19-21
3.    Gizi lebih    : BMI 21-23
4.    Obesitas      : BMI diatas 23

C.    Hubungan Status Gizi Dengan Menarke
Pada  remaja  putri,  pubertas ditandai  dengan  permulaan menstruasi (menarke). Menstruasi biasanya  dimulai  antara  umur 10-16 tahun  tergantung  pada  berbagai faktor  termasuk  kesehatan wanita,  konsumsi gizi dan status gizi (Simon dan Andrews, 1993 dalam Emilia, 2008). Statistik menunjukkan  bahwa usia  menarke dipengaruhi factor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum.
Gizi  yang  kurang pada  remaja  putri  dapat mempengaruhi  pematangan  seksual, pertumbuhan, fungsi organ  tubuh, dan  akan  menyebabkan terganggunya  fungsi  reproduksi. Hal ini  akan berdampak  pada  gangguan haid,  tetapi  akan  membaik  bila asupan  nutrisinya baik. Asupan  giziyang  tidak  adekuat  dapat mempengaruhi  ketidakteraturan  menstruasi  pada kebanyakan  remaja putri.
Keadaan  status  gizi  remaja pada  umumnya  dipengaruhi  oleh pola  konsumsi  makan,  kebanyakan dari  mereka  konsumsi  zat  gizinya rendah,  hal  ini  disebabkan  oleh keterbatasan  makanan  atau membatasi  sendiri  makanannya karena faktor ingin langsing (Karyadi 1995,  dalam  Waluya  2007). Hampir 50%  remaja  terutama  remaja  yang lebih  tua,  tidak  sarapan.  Penelitian lain  membuktikan masih  banyak remaja  (89%)  yang  meyakini  kalau sarapan  memang  penting.  Namun mereka  yang sarapan  secara  teratur hanya  60%   (Daniel,  1997  dalam Arisman,  2004).
Disisi  lain kesenangan  untuk  mengkonsumsi makanan-makanan  siap  saji (junk food)  sudah menjadi  trend  di kalangan  remaja  perkotaan.  Yang menjadi  masalah  pada  restoran  siap saji  adalah jumlah  menu  yang terbatas  dan  makanannya  relatif mengandung kadar lemak dan garam yang tinggi.  Remaja  yang  sering mengkonsumsi  makanan  siap  saji (junk  food)   akan  sering  mengalami kelebihan  berat  badan  (Tim  Penulis Poltekes Depkes Jakarta 1, 2010).
Hubungan status gizi dengan menarke terkait dengan jumlah lemak dalam tubuh. Jaringan lemak menghasilkan hormon leptin. Leptin diduga berperan pada beberapa fungsi reproduksi wanita. Kadar leptin yang tinggi pada wanita dihubungkan dengan menarke yang dini, sedangkan menurunnya kadar leptin dihubungkan dengan membaiknya fungsi indung telur pada wanita penderita obesitas dengan sindrom ovarium polikistik. Status gizi remaja wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarke atau haid pertama baik dari faktor usia terjadinya  menarke, adanya keluhan-keluhan selama menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis, wanita remaja yang pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh perutnya terasa begah. Akan tetapi, pada beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur.
Menurut Heryati (2005), remaja wanita disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang agar status gizinya baik. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi, remaja tidak akan mengalami keluhan seperti nyeri haid atau dismenore. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Paath, 2005). 
Jadi, jelas bahwa status gizi pada remaja harus diperhatikan agar menarke terjadi tidak terlalu dini, yaitu pada usia 8 tahun atau setelah 18 tahun. Status gizi baik pada remaja dapat diperoleh dengan konsumsi gizi seimbang sesuai kebutuhan pada masa remaja. Status gizi remaja dapat diketahui dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA) atau dengan mengukur indeks masa tubuh (IMT)/ (BMI) remaja. Status gizi baik bila diperoleh LILA 23,5 cm atau nilai BMI 19-21.
Penilaian status gizi remaja harus dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali agar diketahui bagaimana status gizi remaja dan tindakan dapat segera dilakukan untuk mengembalikan remaja ke dalam status gizi baik sehingga perkembangan sistem reproduksi berkembang sebagaimana mestinya.
Hormon yang berpengaruh terhadap terjadinya menarke adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat mengurangi kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun air digunakan oleh tubuh secara keseluruhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain akan mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid, tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan keragaman komponene diet.
Asupan energi bervariasi sepanjang siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan fase folekuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra penambahan 87-500 Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek penekanan atau penurunan terhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan kalori selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan protein akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan selama siklus haid.

D.    Hubungan Status Gizi Dengan Gangguan Menstruasi (Pms)
Premenstrual Syndrome adalah sekumpulan gejala berupa gangguan fisik dan mental dialami 7-10 hari menjelang menstruasi dan menghilang beberapi hari setelah menstruasi.
Penyebab PMS belum diketahui pasti. Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks yang salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memiliki peranan dalam regulasi emosi.
Pola hidup yang tidak sehat terutama faktor nutrisi diduga turut berperan dalam menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin B (terutama Vitamin B6) dan mineral (magnesium, zat besi, zink, mangan). Konsumsi kafein serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.
Menurut dr. Guy Abraham, penambahan nutrisi tertentu disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi gejala PMS. Komposisi nutrisi yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
1.      Kurangi asupan garam tubuh
Karena makanan asin bersifat meretensi air sehingga dapat terjadi pembengkakan pada perut. Hal tersebut yang menyebabkan apabila terlalu banyak mengkonsumsi makanan asin menjelang menstruasi akan menyebabkan perut sering kembung dan sakit.

2.      Batasi konsumsi minuman beralkohol
Alkohol mengandung zat etanol yaitu suatu zat yang dapat merangsang sistem saraf pusat. Sehingga dapat mengganggu kerja hormon dan sistem saraf dalam tubuh. Akibatnya gangguan PMS semakin tidak terkontrol.


3.      Minum susu
Kebutuhan kalsium harian orang dewasa sekitar 1000 mg/hari. Jika jumlah ini tercukupi, maka kalsium dalam tubuh dapat membantu mengurangi gejala PMS seperti kram dan kejang perut. Hal ini terjadi karena kalsium yang terkandung dalam susu dapat membantu tubuh melepaskanhormon endofrin (hormon tubuh yang dapat membantu memberikan rasa nyaman) selama masa menstruasi.

4.      Perbanyak makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung, kacang-kacangan, gandum dapat menghilangkan gejala PMS. Hal ini karena hubungan antara karbohidrat kompleks dan serotonin yang berfungsi mengendalikan mood, nafsu makan dan tidur.
           
5.      Konsumsi makanan yang banyak mengandung vitamin B6
Sumber vitamin ini ada pada ikan Tuna, hati sapi/ayam dan lain-lain. Tercukupinya kebutuhan vitamin B6 terbukti dapat mengontrol produksi hormon serotonin (hormon saraf yang mencegah depresan), sehingga otak merasa lebih rileks menjelang PMS.

E.     Nutrisi Yang Dibutuhkan Pada Saat Menstruasi
Mengingat pada proses menstruasi terjadi pengelupasan endometrium disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada saat menstruasi harus mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai pembuangan sejumlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
Beberapa penelitian juga menyebutkan hubungan beberapa zat gizi dengan penurunan tingkat nyeri saat menstruasi. Sebuah  jurnal yang ditulis oleh Werbach (2004), menyatakan bahwa niasin, tiamin, vitamin E, dan magnesium dapat mengurangi dismenore.
Wanita yang mengalami dismenore perlu mengonsumsi kacang-kacangan atau makanan yang kaya akan omega 3 dan 6 sedikitnya dua atau tiga minggu sebelum datangnya haid. Ini dikemukakakn oleh Dr. Salinel Jr. yang mengatakan bahwa kacang-kacangan atau makanan yang kaya akan omega  6 merupakan suatu anti inflammatory yang dapat mengatasi kegelisahan nyeri pada waktu menstruasi.
Beberapa zat gizi yang perlu diperhatikan kecukupannya adalah sebagai berikut:
a.       Zat Besi
Wanita mempunyai kebutuhan zat besi yang lebih banyak karena proses fisiologis yang terjadi disepanjang kehidupan wanita seperti menstruasi, hamil, dan menyusui. Setiap bulan seorang wanita mengalami kehilangan darah haid yang berarti merupakan kehilangan zat besi harian lebih kuran 1,0 mg atau kehilangan zat besi 28 mg setiap bulannya. Di samping itu gaya hidup wanita seperti mengurangi asupan kalori agar tetap langsing, juga berkontribusi terhadap kurangnya zat besi pada wanita. Pada keadaan tidak haid rata-rata seorang anita hanya mengonsumsi 1000 kalori makanan yang mengandung 6 mg zat besi. Pada saat haid wanita harus makan sebanyak 3000 kalori untuk memenuhi kebutuhan zat besi hariannya sebesar 18 mg.
Sumber zat besi yang baik adalah daging, ayam, hati, ikan, telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan beberapa jenis buah.
b.      Protein
Protein harus dikonsumsi dalam jumlah yang cukup saat menstruasi. Hal ini mengingat protein berperan dalam produksi hemoglobin atau pemeliharaan sel-sel darah merah. Kebutuhuan protein menurut FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan protein tubuh dan memungkinkan  produksi protein yang diperlukan dalam masa pertumbuhan, kehamilan atau menyusui. Angka kecukupan protein orang dewasa sehari rata-rata adalah 1,0 mg/kg BB.
Sumber protein terbagi atas 2 jenis, yaitu protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan produk susu serta protein nabati seperti kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian.


c.       Vitamin C
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan zat besi heme (berasal dari daging) dan zat besi non heme (didapat dari jenis padi-padian, sayur, kacang). Pada umumnya vitamin C terdapat pada pangan nabati, yaitu sayur dan buah-buahan terutama asam, seperti jeruk, nanas, rambutan, pepaya, dan tomat. Vitamin C juga terdapat pada jenis sayur-sayuran dan kol.

d.      Asam folat, vitamin B12
Asam folat dan vitamin B12 diperlukan untuk perkembangan sel yang normal. Kekurangan kedua vitamin ini mengakibatkan terganggunya pembentukan sel darah merah. Sumber asam folat terdapat pada sayur bayam, lobak, sayur berwarna hijau gelap, dan sari buah jeruk. Sumber vitamin B12 terdapat pada hati sapi, hati ayam, kuning telur, ikan kembung, sarden.

e.       Magnesium
Magnesium berguna untuk merelaksasikan otot dan dapat memberikan rasa rileks yang dapat mengendalikan suasana hati yang murung (Hill, 2002). Selain itu, magnesium juga berfungsi memperbesar pembuluh darah sehingga mencegah kekejangan otot dan dinding pembuluh darah. Oleh sebab itu, magnesium berfungsi untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi (Dean, 2010). Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk, biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga merupakan sumber magnesium yang baik (Almatsier, 2004).

f.            Kalsium
Kalsium adalah mineral yang  amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh, penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot. Kalsium bersama dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot tidak mempunyai cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga dapat mengakibatkan kram (Hill, 2002).
Sumber kalsium utama adalah susu dan hasil olahan susu, seperti keju.  Ikan dimakan dengan tulang, termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia, kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe, serta sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini mangandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat dan oksalat (Almatsier, 2004).

g.      Vitamin E
Vitamin E merupakan vitamin yang larut dalam lemak. Vitamin E mempunyai fungsi sebagai antioksidan  di dalam tubuh (Hill, 2001).  Vitamin E sangat penting untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas serta mencegah berbagai penyakit,  mengurangi kelelahan, hingga memperlambat penuaan dini yang dikarenakan oleh proses oksidasi. Pada saat menstruasi, vitamin E terutama yang terkandung di dalam kacang almond berfungsi untuk membantu mengurang produksi hormon yang dapat menyebabkan kram saat menstruasi.
Sumber utama vitamin E adalah minyak tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur-sayuran dan buah-buahan merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2004).

F.     Makanan Yang Harus Dihindari Saat Menstruasi
Berikut beberapa makanan yang perlu dihindari selama menstruasi, seperti:
Kafein
Kafein merupakan salah satu minuman utama yang perlu dihindari karena bisa menyempitkan pembuluh darah dan membuat tubuh terdehidrasi. Maka dari itu bila mengonsumsi kafein, tubuh akan merasa tidak nyaman dan menimbulkan sakit kepala serta meningkatkan kecemasan dan kegalauan. Lebih baik hindari minuman berkafein seperti kopi, soda, dan coklat terutama selama menstruasi.



Gula
Hindari makanan manis seperti permen atau soda karena mengandung kadar gula yang tinggi. Mengonsumsi makanan dengan kadar gula yang tinggi membuat kadar gula dalam darah meningkat dengan drastis dan dapat membuat Anda mudah merasa kesal dan cepat lesu.

Makanan junk food
Makanan cepat saji atau junk food perlu dihindari karena mengandung banyak lemak trans. Lemak trans ini akan meningkatkan hormon estrogen yang bisa memunculkan rasa sakit tiba-tiba di rahim. Sehingga perut akan terasa keram dan sakit.

  Makanan Olahan/ Kalengan
Makanan kaleng atau olahan perlu dihindari selama menstruasi karena kandungan sodium di dalamnya sangat tinggi. Konsumsi sodium berlebih bisa mempengaruhi penyimpanan air dalam tubuh dan membuat tubuh membengkak. Jadi lebih baik anda hindari makanan olahan seperti kornet, keju kecap, dan MSG. Selain itu hindari makanan kaleng yang mengandung lebih dari 200 mg sodium.

Goreng-gorengan
Makanan yang digoreng mengandung banyak lemak dan minyak yang dapat meningkatkan hormon estrogen. Sebaiknya hindari makanan yang digoreng seperti jajanan gorengan, kentang goreng untuk membuat rahim stabil dan menghindari rasa keram dan sakit.








BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Kecukupan nutrisi bagi anak dan remaja saat menstruasi perlu diperhatikan dengan baik. Gizi pada saat menstruasi diperlukan untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan. Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai pembuangan sejuamlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.

B.     Saran
Sebagai seorang anak dan remaja yang menjelang menarke maupun yang sedang mengalami menstruasi sebaiknya dapat menjaga gizi di dalam makanan. Agar pada saat mengalami menarche tidak mengalami gangguan dalam menstruasi. Apabila mengalami gangguan menstruasi sebaiknya langsung memeriksakan diri kepada tenaga kesehatan.
Kepada tenaga kesehatan diharapkan dapat mengetahui dan mengerti tentang gizi yang dibutuhkan selama masa menarke dan saat menstruasi berikutnya, sehingga dapat meminimalisir gangguan-ganguaan yang terjadi selama menstruasi dan memberikan pelayanan yang optimal pada setiap remaja.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar