BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LATAR
BELAKANG
Masa remaja adalah masa transisi yang
ditandai oleh adanya perubahan fisik, emosi dan psikologis, yakni antara usia
10-19 tahun yang merupakan suatu periode masa pematangan organ reproduksi
manusia, dan sering disebut masa pubertas (adolescence). Masa remaja adalah
periode paralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa (Widyastuti, 2010).
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang
spesial karena pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi
perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan
pada masa remaja akan mempengaruhi kebutuhan dalam penggunaan zat gizi. Hal ini
disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat. Perubahan
hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan fisiologis
yang mempengaruhi kebutuhan gizi pada remaja (Poltekes Depkes
Jakarta I).
Gizi adalah makanan yang dapat memenuhi
kesehatan. Zat gizi adalah unsur yang terdapat dalam makanan dan dapat
memengaruhi kesehatan. Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
transportasi,penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat yang tidak
digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari
organ-organ serta menghasilkan energi.
Menstruasi adalah haid, merupakan
perdarahan yang berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya
menunaikan fungsinya, terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita
dewasa yang sehat dan tidak hamil (Depkes, 1993).
Mengingat pada proses menstruasi terjadi
pengelupasan endometrium disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada
saat menstruasi harus mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan
untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan
untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat
menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan.
Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai
pembuangan sejuamlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus
memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
B.
RUMUSAN
MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini adalah:
1. Apa
pengertian dari gizi, menarke dan menstuari?
2. Bagaimana
kebutuhan gizi pada remaja?
3. Bagaimana
hubungan status gizi dengan menarke?
4. Apa
saja nutrisi yang dibutuhkan pada saat menstruasi?
5. Apa
saja makanan yang harus dihindari saat menstruasi?
C.
TUJUAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas tujuan makalah
ini untuk:
1.
Memahami pengertian gizi, menarke, dan
menstruasi.
2.
Memahami kebutuhan gizi pada remaja.
3.
Memahami hubungan status gizi dengan
menarke.
4.
Mengetahui nutrisi yang dibutuhkan pada
saat menstruasi.
5.
Mengetahui makanan yang harus dihindari
pada saat menstruasi.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Gizi, Menarke Dan Menstruasi
- Pengertian gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan
makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang
tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan.
Gizi memiliki peran yang sangat penting bagi
perempuan, sejak masih berupa janin hingga usia lanjut. Pada masa remaja gizi
yang cukup diperlukan untuk pertumbuhan. Pada remaja perempuan, pada masa ini
terjadi perubahan-perubahan biologis dengan mengalami menstruasi, sehingga
dibutuhkan kecukupan hemoglobin agar tidak terjadi anemia gizi, sebagai akibat
kekurangan zat gizi.
Menarke adalah haid yang pertama kali terjadi, yang
merupakan ciri khas kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak
hamil. Status gizi remaja wanita sangat memengaruhi terjadinya menarke
baik faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selama menarke
maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis wanita remaja yang pertama
sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh
perutnya terasa begah. Tetapi beberapa remaja keluhan-keluhan tersebut tidak
dirasakan. Hal ini dipengaruhi nutrisi yang adekuat yang biasa dikonsumsi,
selain olahraga yang teratur (Brunner, 1996).
Menstruasi adalah haid, merupakan perdarahan yang
berasal dari uterus sebagai tanda bahwa alat kandungannya menunaikan fungsinya,
terjadi setiap bulan secara teratur pada seorang wanita dewasa yang sehat dan
tidak hamil (Depkes, 1993).
Menstruasi terjadi sebagai akibat terlepasnya
endometrium yang iskemia akibat pengaruh hormonal. Pelepasan endometrium
disertai perdarahan yang disebut menstruasi yang berlangsung antara 2-8 hari.
Setelah masa menstruasi berakhir, endometrium kemudian tumbuh kembali atau
disebut juga endometrium mengadakan proliferasi, agar siap menerima ovum yang
telah dibuahi sebagai persiapan kehamilan. Apabila tidak terjadi pembuahan,
endometrium kemudian lisut dan terjadi menstruasi kembali.
a. Siklus
Menstruasi
Pada manusia siklus menstruasi adalah
perdarahan vagina periodik yang terjadi dengan terlepasnya mukosa rahim
(menstruasi, mentruasi). Lama siklus ini sangat bervariasi, tetapi angka rerata
adalah 28 hari dari permulaan satu periode menstruasi sampai permulaan periode
berikutnya. Biasanya, hari-hari menstruasi diberi nomor, yang dimulai dengan
hari pertama menstruasi.
Menstruasi adalah perdarahan secara
periodik dan siklik dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium.
Panjang siklus menstruasi adalah jarak antara tanggal mulainya menstruasi yang
lalu dan mulainya menstruasi berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan
hari pertama siklus. Karena jam mulainya menstruasi tidak diperhitungkan dan
tepatnya waktu keluar menstruasi dari ostium uteri eksternum tidak dapat
diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan ± 1 hari. Panjang siklus
menstruasi yang normal adalah 28 hari, tetapi variasinya cukup luas, bukan saja
antara beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Panjang siklus
menstruasi dipengaruhi oleh usia seseorang.
Lama menstruasi biasanya antara 3-5
hari, ada juga yang sampai 7-8 hari. Jumlah darah yang keluar rata-rata ± 16
cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak, pada
wanita dengan anemi defisiensi besi jumlah darah menstruasinya juga lebih
banyak. Jumlah darah menstruasi lebih dari 80 cc dianggap patologik.
Kebanyakan wanita tidak merasakan
gejala-gejala pada waktu menstruasi, tetapi sebagian kecil merasa berat di
panggul atau merasa nyeri (dismenorea). Usia gadis remaja pada waktu pertama
kalinya mendapat menstruasi (menarche) bervariasi, yaitu antara 10 – 16 tahun
dengan rata-rata 12 tahun. Statistik menunjukkan bahwa
usia menarche dipengaruhi faktor keturunan, keadaan gizi, dan
kesehatan umum. Semmelweiss menyatakan bahwa 100 tahun yang lampau usia
gadis-gadis Vienna pada waktu menarche berkisar antara 15 – 19 tahun.
Menurut Brown menurunnya usia waktu menarche itu sekarang disebabkan
oleh keadaan gizi dan kesehatan umum yang membaik, dan berkurangnya penyakit
menahun. Menarche terjadi di tengah-tengah masa pubertas, yaitu masa
peralihan dari anak-anak ke dewasa. Sesudah masa pubertas, wanita memasuki masa
reproduksi, yaitu masa dimana ia dapat memperoleh keturunan. Masa reproduksi
ini berlangsung 30-40 tahun dan berakhir pada masa menopause.
b. Mekanisme
Menstruasi
Hormon steroid estrogen dan progresteron
mempengaruhi pertumbuhan endometrium. Di bawah pengaruh estrogen endometrium
memasuki masa proliferasi; sesudah ovulasi, endometrium memasuki fase sekresi.
Dengan menurunnya kadar estrogen dan progesteron pada akhir siklus menstruasi,
terjadi regresi endometrium yang kemudian diikuti oleh perdarahan yang dikenal
dengan menstruasi.
c. Faktor
Yang Mempengaruhi Siklus Menstruasi
1) Faktor
Enzim
Dalam fase proliferasi estrogen
mempengaruhi tersimpannya enzim-enzim hidrolitik dalam endometrium, serta
merangsang pembentukan glikogen dan asam-asam mukopolisakarida. Zat-zat yang
terakhir ini ikut serta dalam pembangunan endometrium, khususnya dengan
pembentukan stroma di bagian bawahnya. Pada pertengahan fase luteal sintesis
mukopolisakarida terhenti, dengan akibat mempertinggi permeabilitas pembuluh-pembuluh
darah yang sudah berkembang sejak permulaan fase proliferasi. Dengan demikian,
lebih banyak zat-zat makanan mengalir ke stroma endometrium sebagai persiapan
untuk implantasi ovum, apabila terjadi kehamilan. Jika kehamilan tidak terjadi,
maka dengan menurunnya kadar progesteron, enzim-enzim hidrolitik dilepaskan,
dan merusakan bagian dari sel-sel yang berperan dalam sintesis protein. Karena
itu, timbul gangguan dalam metabolisme endometrium yang mengakibatkan regresi
endometrium dan perdarahan.
2) Faktor
Vaskular
Mulai fase proliferasi terjadi
pembentukan sistem vaskularisasi dalam lapisan fungsional endometrium. Padsa
pertumbuhan endometrium ikut tumbuh pula arteri-arteri, vena-vena dan hubungan
antaranya. Dengan regresi endometrium timbul statis dalam vena-vena serta
saluran-saluran yang menghubungkannya dengan arteri, dan akhirnya terjadi
nekrosis dan perdarahan dengan pembentukan hematom, baik dari arteri maupun
dari vena.
3) Faktor
Prostaglandin
Endometrium mengandung banyak
prostaglandin E2 dan F2. Dengan disentegrasi endometrium, prostaglandin
terlepas dan menyebabkan berkontraksinya miometrium sebagai suatu faktor untuk
membatasi perdarahan pada menstruasi.
B.
Gizi
Pada Remaja
1. Pertumbuhan
selama remaja
Remaja mempunyai kebutuhan nutrisi yang spesial, karena
pada saat tersebut terjadi pertumbuhan yang pesat dan terjadi perubahan
kematangan fisiologis sehubungan dengan timbulnya pubertas. Perubahan pada masa
remaja akan memengaruhi kebutuhan, absorpsi, serta cara penggunaan zat gizi.
Hal ini disertai dengan pembesaran organ dan jaringan tubuh yang cepat.
Perubahan hormon yang menyertai pubertas juga menyebabkan banyak perubahan
fisiologis yang memengaruhi kebutuhan gizi pada remaja.
Pertumbuhan yang pesat dan masa pubertas pada remaja
tergantung pada berat dan komposissi tubuh seseorang. Ini menunjukkan bahwa
status gizi memegang peranan penting dalam menentukan status kematangan
fisiologis seseorang.
Kecepatan pertumbuhan dan kebutuhan gizi bervariasi
pada masing-masing individu remaja. Ini menunjukkan bahwa dibandingkan usia,
tingkat kematangan seksual yang didasarkan pada munculnya tanda seksual
sekunder lebih mempunyai makna sebagai indikator dalam menentukkan kebutuhan
gizi.
2. Kebutuhan
gizi pada remaja
Kebutuhan gizi pada remaja lebih tinggi
daripada usia anak. Namun, kebutuhan gizi pada remaja perempuan dan laki-laki
akan jelas berbeda. Hal ini disebabkan oleh adanya pertumbuhan yang
pesat,kematangan seksual, perubahan komposisi tubuh, mineralisasi tulang, dan
perubahan aktivitas tubuh. Kebutuhan nutrisi yang meningkat pada masa remaja
adalah energi,protein, kalsium, besi dan zinc.
a. Energi
Kebutuhan energi pada individu remaja yang sedang
tumbuh sulit untuk ditentukan secara tepat. Faktor yang perlu diperhatikan
untuk menentukan kebutuhan gizi remaja adalah aktivitas fisik seperti olahraga.
Remaja yang aktif dan banyak melakukan olahraga memerlukan asupan energi yang
lebih besar dibandingkan remaja yang kurang aktif.
Sumber energi terutama diperoleh dari makanan yang
mengandung karbohidrat seperti beras, terigu, dan hasil olahannya, umbi-umbian,
jagung, sagu, gula, dan lain-lain.
b. Protein
Kebutuhan protein juga meningkat pada masa remaja,
karena proses pertumbuhan terjadi dengan cepat. Pada akhir masa remaja,
kebutuhan protein remaja wanita lebih besar pada remaja laki-laki, karena
perbedaan komposisi tubuh. Kecukupan protein harus memenuhi 12-14% dari
pemasukan energi. Bila pemasukan energi tidak adekuat, maka protein akan
digunakan sebagai sumber energi, dan ini akan mengaibatkan malnutrisi.
Makanan sumber protein hewani bernilai biologis
lebih tinggi dibandingkan sumber protein nabati, karena komposisi asam amino
esensial yang lebih baik dari segi kuantitas dan kualitas. Contoh sumber
protein adalah: daging merah (sapi, kerbau, kambing), daging putih (ayam,
ikan), susu dan hasil olahannya., kedele dan hasil olahannya, kacang-kacangan,
dan lain-lain.
c. Mineral
Kebutuhan mineral terutama kalsium, zinc, dan zat
besi juga neningkat pada masa remaja. Kalsium penting untuk kesehatan tulang,
khususnya dalam menambah massa tulang. Keterbatasan masa tulang selama remaja
akan meningkatkan resiko osteoporosis pada kehidupan selanjutnya, khususnya
pada wanita. Sumber kalsium yang paling baik adalah susu dan hasil olahannya.
Sumber lainnya adalah ikan, kacang-kacangan, dan sayuran.
Karena ekspansi volume darah dan untuk
mempertahankan produksi hemoglobin selama pertumbuhan, maka kebutuhan akan zat
besi pada remaja juga meningkat. Zat besi juga dibutuhkan untuk membentuk
mioglobin dalam jaringan otot yang baru. Untuk mengganti kehilangan zat besi
selama menstruasi, remaja perempuan lebih banyak membutuhkan zat besi
dibandingkan remaja laki-laki. Remaja laki-laki membutuhkan zat besi untuk
proses pertumbuhan itu sendiri. Kekurangan zat besi akan meningkatkan risiko
anemia defisiensi zat besi. Kebutuhan akan zat besi menurun seiring dengan
melambatnya pertumbuhan setelah pubertas. Penyerapan akan zat besi dapat
ditingkatkan oleh vitamin C; dan sebaliknya dihambat oleh kopi, teh, makanan
tinggi serat, suplemen kalsium, dan produk susu. Makanan yang banyak mengandung
zat besi adalah; hati, daging merah, daging putih, kacang-kacangan, dan sayuran
hijau.
Zinc dibutuhkan untuk pertumbuhan serta kematangan
seksual remaja, terutama bagi remaja laki-laki. Defisiensi zinc dapat menimbulkan
resiko retrdasi mental dan hipogonadisme.
d. Vitamin
Kebutuhan vitamin tiamin (thiamin),
riboflavin, dan niasin pada remaja akan meningkat. Zat-zat tersebut diperlukan
untuk membantu proses metabolisme energi. Begitu juga dengan volat, dan vitamin
B12 yang penting untuk sintesis DNA dan RNA. Tak kalah pentingnya dalah vitamin
D yang dibutuhkan untuk mendukung pertumbuhan otot. Vitamin A,C, dan E juga
dibutuhkan untuk pembentukkan dan mendukung fungsi sel baru.
3. Pengkajian
status gizi
Pengkajian status gizi selama masa
remaja perlu dilakukan. Pada periode ini, kecenderungan resiko terjadinya
gangguan gizi sangat tinggi, contohnya obesitas dan anoreksia nervosa. Salah
satu cara sederhana yang dapat digunakan untuk menentukan status gizi pada
remaja adalah dengan mengukur Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Body Mass Index
(BMI). IMT dapat membantu untuk mengidentifikasi remaja yang secara signifikan
beresiko mengalami kelebihan berat badan. Rumus IMT adalah sebagai berikut.
Berat
Badan (kg)
![]()
Tinggi
Badan (m) x Tinggi Badan (m)
|
Berikut
ini adalah kategori-kategori status gizi,
1. Gizi
kurang : BMI dibawah 19
2. Gizi
normal : BMI 19-21
3. Gizi
lebih : BMI 21-23
4. Obesitas :
BMI diatas 23
C.
Hubungan
Status Gizi Dengan Menarke
Pada remaja putri, pubertas
ditandai dengan permulaan menstruasi (menarke).
Menstruasi biasanya dimulai antara umur 10-16 tahun tergantung pada berbagai
faktor termasuk kesehatan wanita, konsumsi
gizi dan status gizi (Simon dan Andrews, 1993 dalam Emilia, 2008).
Statistik menunjukkan bahwa usia menarke dipengaruhi
factor keturunan, keadaan gizi dan kesehatan umum.
Gizi
yang kurang pada remaja
putri dapat mempengaruhi pematangan
seksual, pertumbuhan, fungsi organ
tubuh, dan akan menyebabkan terganggunya fungsi
reproduksi. Hal ini akan
berdampak pada gangguan haid, tetapi
akan membaik bila asupan
nutrisinya baik. Asupan giziyang tidak
adekuat dapat mempengaruhi ketidakteraturan menstruasi
pada kebanyakan remaja putri.
Keadaan
status gizi remaja pada
umumnya dipengaruhi oleh pola
konsumsi makan, kebanyakan dari mereka
konsumsi zat gizinya rendah, hal
ini disebabkan oleh keterbatasan makanan
atau membatasi sendiri makanannya karena faktor ingin langsing
(Karyadi 1995, dalam Waluya
2007). Hampir 50% remaja terutama
remaja yang lebih tua,
tidak sarapan. Penelitian lain membuktikan masih banyak remaja
(89%) yang meyakini
kalau sarapan memang penting.
Namun mereka yang sarapan secara
teratur hanya 60% (Daniel,
1997 dalam Arisman, 2004).
Disisi
lain kesenangan untuk mengkonsumsi makanan-makanan siap
saji (junk food) sudah
menjadi trend di kalangan
remaja perkotaan. Yang menjadi
masalah pada restoran
siap saji adalah jumlah menu
yang terbatas dan makanannya
relatif mengandung kadar lemak dan garam yang tinggi. Remaja
yang sering mengkonsumsi makanan
siap saji (junk food)
akan sering mengalami kelebihan berat
badan (Tim Penulis Poltekes Depkes Jakarta 1, 2010).
Hubungan status gizi dengan menarke
terkait dengan jumlah lemak dalam tubuh. Jaringan lemak menghasilkan hormon
leptin. Leptin diduga berperan pada beberapa fungsi reproduksi wanita. Kadar
leptin yang tinggi pada wanita dihubungkan dengan menarke yang dini, sedangkan
menurunnya kadar leptin dihubungkan dengan membaiknya fungsi indung telur pada
wanita penderita obesitas dengan sindrom ovarium polikistik. Status gizi remaja
wanita sangat mempengaruhi terjadinya menarke atau haid pertama baik dari
faktor usia terjadinya menarke, adanya keluhan-keluhan selama
menarke maupun lamanya hari menarke. Secara psikologis, wanita remaja yang
pertama sekali mengalami haid akan mengeluh rasa nyeri, kurang nyaman, dan mengeluh
perutnya terasa begah. Akan tetapi, pada beberapa remaja keluhan-keluhan
tersebut tidak dirasakan. Hal ini dipengaruhi oleh nutrisi yang adekuat yang
biasa dikonsumsi, selain olahraga yang teratur.
Menurut Heryati (2005), remaja wanita
disarankan untuk mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang agar status
gizinya baik. Apabila status gizi baik, maka pada saat menstruasi, remaja tidak
akan mengalami keluhan seperti nyeri haid atau dismenore. Status gizi dikatakan
baik, apabila nutrisi yang digunakan oleh tubuh sesuai kebutuhan (Paath,
2005).
Jadi, jelas bahwa status gizi pada
remaja harus diperhatikan agar menarke terjadi tidak terlalu dini, yaitu pada
usia 8 tahun atau setelah 18 tahun. Status gizi baik pada remaja dapat
diperoleh dengan konsumsi gizi seimbang sesuai kebutuhan pada masa remaja.
Status gizi remaja dapat diketahui dengan mengukur lingkar lengan atas (LILA)
atau dengan mengukur indeks masa tubuh (IMT)/ (BMI) remaja. Status gizi baik
bila diperoleh LILA 23,5 cm atau nilai BMI 19-21.
Penilaian status gizi remaja harus
dilakukan secara berkala minimal satu tahun sekali agar diketahui bagaimana
status gizi remaja dan tindakan dapat segera dilakukan untuk mengembalikan
remaja ke dalam status gizi baik sehingga perkembangan sistem reproduksi
berkembang sebagaimana mestinya.
Hormon yang berpengaruh terhadap
terjadinya menarke adalah estrogen dan progesteron. Estrogen berfungsi mengatur
siklus haid, sedangkan progesteron berpengaruh pada uterus yaitu dapat
mengurangi kontraksi,selam siklus haid. Agar menarke tidak menimbulkan
keluhan-keluhan, sebaiknya remaja wanita mengkonsumsi makanan dengan gizi
seimbang, sehingga status gizinya baik. Status gizi dikatakan baik, apabila
nutrisi yang diperlukan baik protein, lemak, karbohidrat, mineral, maupun air
digunakan oleh tubuh secara keseluruhan (Krummel, 1996).
Gizi kurang atau terbatas selain akan
mempengaruhi pertumbuhan, fungsi organ tubuh, juga akan menyebabkan
terganggunya fungsi reproduksi. Hal ini dapat berdampak pada gangguan haid,
tetapi akan membaik bila asupan nutrisinya baik. Seberapa jauh pengaruh status
gizi terhadap terjadinya menarke belum ada yang melakukan penelitian. Sebagai
bahan perbandingan dibawah ini akan diuraikan tentang asupan energi total dan
keragaman komponene diet.
Asupan energi bervariasi sepanjang
siklus haid, terjadi peningkatan asupan energi pada fase luteal dibandingkan
fase folekuler. Peningkatan konsumsi energi premenstruasi dengan ekstra
penambahan 87-500 Kkal/hari. Kesimpulannya bahwa estrogen mengakibatkan efek
penekanan atau penurunan terhadap nafsu makan (Krummel,1996). Identifikasi
jenis nutrisi yang dapat mengakibatkan perubahan asupan energi belum didapatkan
data yang pasti. Ada yang berpendapat karbohidat merupakan sumber asupan kalori
selama fase luteal, yang lain berpendapat bahwa
konsumsi softdrink yang mengandung gula cenderung meningkat selama
fase luteal. Selain itu juga ada yang berpendapat bahwa asupan lemak dan
protein akan meningkat pada fase luteal. Dengan demikian selama fase luteal terjadi
peningkatan asupan makanan atau energi (Krummel, 1996).
Pada remaja wanita perlu mempertahankan
status gizi yang baik, dengan cara mengkonsumsi makanan seimbang karena sangat
dibutuhkan pada saat haid, terbukti pada saat haid tersebut terutama pada fase
luteal yang terjadi peningkatan kebutuhan nutrisi. Apabila hal ini diabaikan
maka dampaknya akan terjadi keluhan yang menimbulkan rasa ketidaknyamanan
selama siklus haid.
D.
Hubungan
Status Gizi Dengan Gangguan Menstruasi (Pms)
Premenstrual Syndrome adalah sekumpulan
gejala berupa gangguan fisik dan mental dialami 7-10 hari menjelang menstruasi
dan menghilang beberapi hari setelah menstruasi.
Penyebab PMS belum diketahui pasti.
Banyak dugaan bahwa PMS terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang
kompleks yang salah satunya adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi
sebelum menstruasi. Penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi
mempengaruhi neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memiliki
peranan dalam regulasi emosi.
Pola hidup yang tidak sehat terutama
faktor nutrisi diduga turut berperan dalam menyebabkan PMS. Pola nutrisi yang
tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah vitamin
B (terutama Vitamin B6) dan mineral (magnesium, zat besi, zink, mangan).
Konsumsi kafein serta alkohol yang berlebihan dapat memperberat gejala yang
ada.
Menurut dr. Guy Abraham, penambahan
nutrisi tertentu disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi
dapat mengurangi gejala PMS. Komposisi nutrisi yang dianjurkan adalah sebagai
berikut:
1. Kurangi
asupan garam tubuh
Karena makanan asin bersifat meretensi air sehingga
dapat terjadi pembengkakan pada perut. Hal tersebut yang menyebabkan apabila
terlalu banyak mengkonsumsi makanan asin menjelang menstruasi akan menyebabkan
perut sering kembung dan sakit.
2. Batasi
konsumsi minuman beralkohol
Alkohol mengandung zat etanol yaitu suatu zat yang
dapat merangsang sistem saraf pusat. Sehingga dapat mengganggu kerja hormon dan
sistem saraf dalam tubuh. Akibatnya gangguan PMS semakin tidak terkontrol.
3. Minum
susu
Kebutuhan kalsium harian orang dewasa sekitar 1000
mg/hari. Jika jumlah ini tercukupi, maka kalsium dalam tubuh dapat membantu
mengurangi gejala PMS seperti kram dan kejang perut. Hal ini terjadi karena
kalsium yang terkandung dalam susu dapat membantu tubuh melepaskanhormon
endofrin (hormon tubuh yang dapat membantu memberikan rasa nyaman) selama
masa menstruasi.
4. Perbanyak
makan makanan yang mengandung karbohidrat kompleks
Karbohidrat kompleks seperti nasi, jagung,
kacang-kacangan, gandum dapat menghilangkan gejala PMS. Hal ini karena hubungan
antara karbohidrat kompleks dan serotonin yang berfungsi mengendalikan mood,
nafsu makan dan tidur.
5. Konsumsi
makanan yang banyak mengandung vitamin B6
Sumber vitamin ini ada pada ikan Tuna, hati
sapi/ayam dan lain-lain. Tercukupinya kebutuhan vitamin B6 terbukti dapat
mengontrol produksi hormon serotonin (hormon saraf yang mencegah depresan),
sehingga otak merasa lebih rileks menjelang PMS.
E.
Nutrisi
Yang Dibutuhkan Pada Saat Menstruasi
Mengingat pada proses menstruasi terjadi
pengelupasan endometrium disertai perdarahan, maka sudah barang tentu gizi pada
saat menstruasi harus mendapat perhatian. Gizi pada saat menstruasi diperlukan
untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga diperlukan
untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada saat
menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan kebutuhan.
Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah disertai
pembuangan sejumlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus
memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
Beberapa penelitian juga menyebutkan
hubungan beberapa zat gizi dengan penurunan tingkat nyeri saat menstruasi.
Sebuah jurnal yang ditulis oleh Werbach (2004), menyatakan bahwa
niasin, tiamin, vitamin E, dan magnesium dapat mengurangi dismenore.
Wanita yang mengalami dismenore perlu
mengonsumsi kacang-kacangan atau makanan yang kaya akan omega 3 dan 6
sedikitnya dua atau tiga minggu sebelum datangnya haid. Ini dikemukakakn oleh
Dr. Salinel Jr. yang mengatakan bahwa kacang-kacangan atau makanan yang kaya
akan omega 6 merupakan suatu anti inflammatory yang dapat mengatasi
kegelisahan nyeri pada waktu menstruasi.
Beberapa zat gizi yang perlu
diperhatikan kecukupannya adalah sebagai berikut:
a. Zat
Besi
Wanita mempunyai kebutuhan zat besi yang
lebih banyak karena proses fisiologis yang terjadi disepanjang kehidupan wanita
seperti menstruasi, hamil, dan menyusui. Setiap bulan seorang wanita mengalami
kehilangan darah haid yang berarti merupakan kehilangan zat besi harian lebih
kuran 1,0 mg atau kehilangan zat besi 28 mg setiap bulannya. Di samping itu
gaya hidup wanita seperti mengurangi asupan kalori agar tetap langsing, juga
berkontribusi terhadap kurangnya zat besi pada wanita. Pada keadaan tidak haid
rata-rata seorang anita hanya mengonsumsi 1000 kalori makanan yang mengandung 6
mg zat besi. Pada saat haid wanita harus makan sebanyak 3000 kalori untuk memenuhi
kebutuhan zat besi hariannya sebesar 18 mg.
Sumber zat besi yang baik adalah daging,
ayam, hati, ikan, telur, serelia tumbuk, kacang-kacangan, sayuran hijau, dan
beberapa jenis buah.
b. Protein
Protein harus dikonsumsi dalam jumlah
yang cukup saat menstruasi. Hal ini mengingat protein berperan dalam produksi
hemoglobin atau pemeliharaan sel-sel darah merah. Kebutuhuan protein menurut
FAO/WHO/UNU (1985) adalah konsumsi yang diperlukan untuk mencegah kehilangan
protein tubuh dan memungkinkan produksi protein yang diperlukan
dalam masa pertumbuhan, kehamilan atau menyusui. Angka kecukupan protein orang
dewasa sehari rata-rata adalah 1,0 mg/kg BB.
Sumber protein terbagi atas 2 jenis,
yaitu protein hewani seperti daging, ikan, telur, dan produk susu serta protein
nabati seperti kacang-kacangan, polong-polongan, dan biji-bijian.
c. Vitamin
C
Vitamin C dapat meningkatkan penyerapan
zat besi heme (berasal dari daging) dan zat besi non heme (didapat dari jenis
padi-padian, sayur, kacang). Pada umumnya vitamin C terdapat pada pangan
nabati, yaitu sayur dan buah-buahan terutama asam, seperti jeruk, nanas,
rambutan, pepaya, dan tomat. Vitamin C juga terdapat pada jenis sayur-sayuran
dan kol.
d. Asam
folat, vitamin B12
Asam folat dan vitamin B12 diperlukan
untuk perkembangan sel yang normal. Kekurangan kedua vitamin ini mengakibatkan
terganggunya pembentukan sel darah merah. Sumber asam folat terdapat pada sayur
bayam, lobak, sayur berwarna hijau gelap, dan sari buah jeruk. Sumber vitamin
B12 terdapat pada hati sapi, hati ayam, kuning telur, ikan kembung, sarden.
e. Magnesium
Magnesium berguna untuk merelaksasikan
otot dan dapat memberikan rasa rileks yang dapat mengendalikan suasana hati
yang murung (Hill, 2002). Selain itu, magnesium juga berfungsi memperbesar
pembuluh darah sehingga mencegah kekejangan otot dan dinding pembuluh darah.
Oleh sebab itu, magnesium berfungsi untuk mengurangi rasa sakit saat menstruasi
(Dean, 2010). Sumber utama magnesium adalah sayuran hijau, serealia tumbuk,
biji-bijian dan kacang-kacangan. Daging, susu dan hasilnya serta coklat juga
merupakan sumber magnesium yang baik (Almatsier, 2004).
f. Kalsium
Kalsium adalah mineral
yang amat penting bagi manusia, antara lain bagi metabolisme tubuh,
penghubung antar saraf, kerja jantung, dan pergerakan otot. Kalsium bersama
dengan magnesium, berperan dalam transmisi saraf. Jika otot tidak mempunyai
cukup kalsium, maka otot tidak dapat mengendur sehingga dapat mengakibatkan
kram (Hill, 2002).
Sumber kalsium utama adalah susu dan
hasil olahan susu, seperti keju. Ikan dimakan dengan tulang,
termasuk ikan kering merupakan sumber kalsium yang baik. Serealia,
kacang-kacangan dan hasil olahan kacang-kacangan, seperti tahu dan tempe, serta
sayuran hijau merupakan sumber kalsium yang baik juga, tetapi bahan makanan ini
mangandung banyak zat yang menghambat penyerapan kalsium seperti serat, fitat
dan oksalat (Almatsier, 2004).
g. Vitamin
E
Vitamin E merupakan vitamin yang larut
dalam lemak. Vitamin E mempunyai fungsi sebagai antioksidan di dalam
tubuh (Hill, 2001). Vitamin E sangat penting untuk melindungi tubuh
dari serangan radikal bebas serta mencegah berbagai penyakit, mengurangi
kelelahan, hingga memperlambat penuaan dini yang dikarenakan oleh proses
oksidasi. Pada saat menstruasi, vitamin E terutama yang terkandung di dalam
kacang almond berfungsi untuk membantu mengurang produksi hormon yang dapat
menyebabkan kram saat menstruasi.
Sumber utama vitamin E adalah minyak
tumbuh-tumbuhan, terutama minyak kecambah gandum dan biji-bijian. Sayur-sayuran
dan buah-buahan merupakan sumber vitamin E yang baik. Daging, unggas, ikan, dan
kacang-kacangan mengandung vitamin E dalam jumlah terbatas (Almatsier, 2004).
F.
Makanan
Yang Harus Dihindari Saat Menstruasi
Berikut
beberapa makanan yang perlu dihindari selama menstruasi, seperti:
Kafein
Kafein merupakan salah satu minuman utama yang perlu
dihindari karena bisa menyempitkan pembuluh darah dan membuat tubuh terdehidrasi.
Maka dari itu bila mengonsumsi kafein, tubuh akan merasa tidak nyaman dan
menimbulkan sakit kepala serta meningkatkan kecemasan dan kegalauan. Lebih baik
hindari minuman berkafein seperti kopi, soda, dan coklat terutama selama
menstruasi.
Hindari makanan manis seperti permen atau soda
karena mengandung kadar gula yang tinggi. Mengonsumsi makanan dengan kadar gula
yang tinggi membuat kadar gula dalam darah meningkat dengan drastis dan dapat
membuat Anda mudah merasa kesal dan cepat lesu.
Makanan cepat saji atau junk food perlu
dihindari karena mengandung banyak lemak trans. Lemak trans ini akan
meningkatkan hormon estrogen yang bisa memunculkan rasa sakit
tiba-tiba di rahim. Sehingga perut akan terasa keram dan sakit.
Makanan kaleng atau olahan perlu dihindari selama
menstruasi karena kandungan sodium di dalamnya sangat tinggi. Konsumsi sodium
berlebih bisa mempengaruhi penyimpanan air dalam tubuh dan membuat tubuh
membengkak. Jadi lebih baik anda hindari makanan olahan seperti kornet, keju
kecap, dan MSG. Selain itu hindari makanan kaleng yang mengandung lebih dari 200
mg sodium.
Makanan yang digoreng mengandung banyak lemak dan
minyak yang dapat meningkatkan hormon estrogen. Sebaiknya hindari makanan yang
digoreng seperti jajanan gorengan, kentang goreng untuk membuat rahim stabil
dan menghindari rasa keram dan sakit.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Kecukupan nutrisi bagi anak dan remaja
saat menstruasi perlu diperhatikan dengan baik. Gizi pada saat menstruasi
diperlukan untuk mengganti komponen darah yang hilang seperti zat besi dan juga
diperlukan untuk proliferasi jaringan endometrium.pada prinsipnya gizi pada
saat menstruasi harus memperhatikan pola makan seimbang sesuai dengan
kebutuhan. Akan tetapi mengingat pada saat menstruasi terjadi pengeluaran darah
disertai pembuangan sejuamlah zat besi, maka diet pada saat menstruasi harus
memperhatikan kecukupan zat-zat gizi yang dikonsumsi.
B.
Saran
Sebagai seorang anak dan remaja yang
menjelang menarke maupun yang sedang mengalami menstruasi sebaiknya dapat
menjaga gizi di dalam makanan. Agar pada saat mengalami menarche tidak
mengalami gangguan dalam menstruasi. Apabila mengalami gangguan menstruasi
sebaiknya langsung memeriksakan diri kepada tenaga kesehatan.
Kepada tenaga kesehatan diharapkan dapat
mengetahui dan mengerti tentang gizi yang dibutuhkan selama masa menarke dan
saat menstruasi berikutnya, sehingga dapat meminimalisir gangguan-ganguaan yang
terjadi selama menstruasi dan memberikan pelayanan yang optimal pada setiap
remaja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar